Selasa, 16 Desember 2014

Trip to Korea - Hari ke 4 (Nami Island, Petite France, SM Ent, FnC Ent, Myeongdong dan Namdaemun)

Hari-hari di Korea rasanya cepat sekali dan tak terasa hari ini sudah tanggal 2 November 2014 dimana merupakan hari terakhir saya di Korea. Hari ini tujuan saya lumayan jauh yaitu ke Nami Island dan Petite France yang terletak di Gyeonggi-do. Nami Island merupakan sebuah pulau yang menjadi lokasi syuting drama terkenal Winter Sonata sedangkan Petite France merupakan sebuah desa kecil yang menunjukkan pemandangan desa Perancis. Petite France juga sering dijadikan sebagai lokasi syuting seperti Running Man, Man from Another Star dan Secret Garden. Terus terang sebenarnya saya belum pernah menonton Winter Sonata, tetapi saya tertarik untuk mengunjungi Nami Island karena tempatnya yang indah saat musim gugur. 

Gyeonggi-do terletak cukup jauh dari Seoul dan bisa ditempuh selama 1-2 jam perjalanan menggunakan subway atau bis. Karena hari itu hari minggu maka kami harus berangkat pagi supaya sesampainya disana antrian masuk tidak terlalu panjang. Kami berangkat pukul 6 pagi, saat itu cuaca sedang kurang bersahabat karena hujan gerimis. Awalnya agak sedih karena hari ini merupakan hari terakhir saya di Korea sehingga saya berharap cuaca cerah supaya kami dapat berjalan-jalan di Korea dengan nyaman. Tapi akhirnya kami nekat untuk tetap berangkat, berharap cuaca di Gyeonggi-do cukup cerah. Untuk berangkat kami menggunakan IREX, kereta express yang langsung menuju ke Stasiun Gapyeong tanpa berhenti di setiap stasiun yang dilewati. Kami membeli tiket IREX di stasiun Yongsan dengan harga 4.800 won. Cukup mahal sebenarnya tapi waktunya lebih cepat dan kami sudah pasti mendapatkan tempat duduk. Saat di stasiun rupanya sudah banyak orang yang juga menunggu kereta express ini.


Stasiun Yongsan

Tiket ITX menuju Stasiun Gapyeong

Setelah menunggu kurang lebih 15 menit akhirnya kereta datang juga, kami mencari gerbong dan tempat duduk kami. Perjalanan ke Stasiun Gapyeong memakan waktu sekitar 1 jam, karena masih sangat mengantuk akhirnya kami tidur di kereta untuk menyimpan energi.


Di dalam ITX

Di tengah perjalanan saya terbangun dan ternyata kami sudah hampir sampai. Pemandangan di jendela sudah berganti menjadi pedesaan dengan pohon yang berwarna-warni. Karena tidak mau melewatkan pemandangan ini maka saya kemudian tidak melanjutkan tidur saya. Hehehe..

Sekitar pukul 8.30 pagi akhirnya kami sampai di stasiun Gapyeong, anginnya sangat dingin sekali. Untungnya disini tidak hujan seperti di Seoul sehingga kami dapat bernafas lega karena perjalanan kami tidak terhambat oleh hujan. Setibanya di stasiun kami langsung membeli Banana Milk, lumayan untuk mengganjal perut yang mulai keroncongan karena kami belum sempat sarapan.



Taman di depan stasiun Gapyeong

Stasiun Gapyeong

Sesuai dengan petunjuk arah akhirnya kami menunggu di halte bis yang berada di depan Stasiun Gapyeong. Rupanya disini sudah banyak orang yang menunggu bis yang akan mengantar kami berkeliling daerah wisata di Gyeonggi-do. Untuk menaiki bis ini kita cukup membayar 5.000 won yang dapat digunakan seharian penuh untuk berkeliling Gyeonggi-do tanpa perlu membayar lagi untuk tumpangan yang selanjutnya. Tetapi untuk memastikan bahwa tempat ini merupakan tempat menunggu bis yang benar maka akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya menggunakan bahasa Korea kepada salah satu ahjumma yang juga sedang menunggu bis. Alhamdulilah ahjumma tersebut mengerti maksud dari pertanyaan saya dan mengatakan bahwa beliau juga akan pergi ke Nami Island. Namun beberapa saat setelah itu terlihat orang-orang mulai berjalan menjauh dari halte dan ahjumma itu kemudian mendatangi saya dan mengatakan bahwa orang-orang tadi pergi ke Nami Island dengan berjalan kaki. Perjalanan dari Stasiun Gapyeong ke Nami Island diperkirakan selama 15 menit. Akhirnya saya dan kakak saya pun memutuskan untuk berjalan dan mengikuti arah orang-orang berjalan di depan kami sambil menikmati pemandangan sekitar kami. Sebenarnya kami dapat saja naik taksi untuk menuju Nami Island. Biaya naik taksi dari stasiun ini kurang lebih sekitar 3.000 won. 


Perjalanan menuju Nami Island


Petunjuk arah ke Namiseom / Nami Island

Udara saat itu sangat dingin sekali, ditambah cuaca mendung dan sebelumnya telah diguyur hujan membuat udara menjadi lebih dingin menusuk tulang. Pantas saja So Hyun eonni mengatakan bahwa kami harus memakai pakaian yang tebal jika ingin berkunjung ke Nami Island. Hal ini ternyata karena anginnya yang sangat dingin. Jaket tertebal saya pun masih kurang kuat untuk menahan dinginnya angin yang berhembus saat itu. Satu lagi kesalahan saya saat itu, karena saya tidak membawa syal ataupun sarung tangan sehingga leher dan tangan saya menjadi sangat kedinginan. Akibatnya kami pun berjalan dengan agak menggigil dan hanya bisa memasukkan tangan ke dalam saku jaket supaya lebih hangat. Namun pemandangan yang indah membuat kami agak lupa dengan dinginnya angin yang berhembus saat itu.


Sepanjang jalan menuju Nami Island 1

Sepanjang jalan menuju Nami Island 2

Setelah 20 menit berjalan rupanya kami tak kunjung sampai juga dan ternyata jarak dari stasiun Gapyeong menuju Nami Island tidak sedekat yang kami kira. Rupanya jarak sejauh ini akan dapat ditempuh dengan waktu 15 menit apabila berjalan cepat bukan berjalan santai. Namun karena tanggung dan sudah ditengah jalan maka kami tetap melanjutkan perjalanan ini. Kira-kira pukul 9.30 pagi akhirnya kami sampai di Nami Island. Hal ini terlihat dari ramainya tempat tersebut dan adanya tulisan "Welcome to Nami Island". Kami pun segera bergegas untuk menuju pintu masuk Nami Island.


Gerbang Nami Island

Sesampainya di pintu masuk kami langsung antri membeli tiket masuk ke Nami Island sebelum antrian bertambah panjang karena ternyata pagi itu sudah cukup ramai oleh wisatawan asing maupun domestik. Harga tiket masuk untuk wisatawan asing ternyata juga lebih murah dibandingkan dengan wisatawan domestik yaitu sebesar 8.000 won dan tiket ini sudah termasuk untuk menaiki "wharf" atau kapal yang digunakan untuk menyeberang ke Nami Island. Sebenarnya ada satu cara lagi untuk menuju Nami Island yaitu dengan menggunakan semacam flying fox tetapi wisatawan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menaikinya. 


Loket pembelian tiket

Di depan gerbang "Imigrasi" Nami Island

"Visa" untuk mengunjungi Nami Island

Setelah membeli tiket masuk kami segera antri untuk menaiki wharf yang menuju Nami Island. Waktu itu kami hanya perlu menunggu selama 5-10 menit karena pengunjung yang datang belum begitu menumpuk. Kami dipersilahkan untuk memasuki wharf dan dapat memilih untuk berdiri di atas ataupun di dalam wharf. Karena kami ingin menikmati pemandangan maka kami putuskan untuk berdiri di atas. Jarak dari gerbang pintu masuk menuju Nami Island tidaklah jauh, penyeberangan menggunakan wharf hanya berkisar 10 menit saja. Setelah tiba di Nami Island kamipun segera memasuki pulau cantik itu. Namun karena kami sudah lapar akibat belum sempatnya sarapan maka kami putuskan untuk sarapan disalah satu sudut Nami Island. Pagi itu sarapan kami adalah nasi dan gudeg kaleng. Sebelum berangkat ke Gyeonggi-do saya terlebih dahulu memasak nasi untuk bekal kami berdua dan tidak lupa membawa lauk kami yaitu gudeg kaleng. 


Antrian untuk menaiki Wharf


Diatas Wharf saat menuju Nami Island

Gerbang Nami Island

Di Nami Island


Setelah menikmati santapan pagi, kami pun kemudian memutari Nami Island. Pulau ini ternyata sangat cantik apabila dikunjungi sewaktu musim gugur karena warna daun di pulau ini sudah berubah warna menjadi merah dan orange, pemandangan yang memang ingin saya lihat saat saya mengunjungi Korea. Pantas saja wisawatan berbondong-bondong untuk datang ke Nami Island demi melihat pemandangan yang cantik ini. Pulau ini tidak lah terlalu besar, untuk mengitari seluruh pulau ini mungkin hanya memerlukan waktu sekitar 3 jam. Saat itu kami berjalan-jalan sambil mencari lokasi yang dijadikan lokasi syuting Winter Sonata. Namun di tengah perjalanan kami menemukan burung merak cantik yang dibiarkan berkeliaran disini. Sungguh momen langka yang mungkin tidak saya temukan apabila di Jakarta. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mendekati burung merak itu walaupun akhirnya burung itu pergi menjauh. Selain itu ternyata disini juga ada restoran makanan halal dan musola. Tentu saja hal ini menjadi sangat membantu bagi wisatawan Muslim yang berkunjung ke tempat ini.


Pemandangan di Nami Island

Pohon di Nami Island yang sudah berubah warna

Mengabadikan pemandangan yang cantik

Sapaan dengan berbagai bahasa

Hiasan di Nami Island

Petunjuk arah untuk ke Musola

Pemandangan di Nami Island

Diantara pohon-pohon cantik

Deretan pohon yang cantik

Akhirnya setelah berjalan cukup jauh kami menemukan kumpulan foto dan banner Winter Sonata. Cukup banyak wisatawan yang berebut untuk berfoto di depan banner ini termasuk saya dan kebanyakan didominasi oleh ibu-ibu yang ingin berlagak menjadi pemeran wanita drama tersebut. Karena kami kedinginan dan ingin memakan sesuatu yang manis maka setelah itu kami membeli semacam pancake untuk mengisi perut dan sedikit mengistirahatkan kaki. Harga dari makanan tersebut adalah 1.000 won. Tetapi rasanya terlalu manis sehingga saya tidak menghabiskannya dan memberikannya kepada kakak saya untuk dihabiskan. Setelah cukup beristirahat, kami juga berjalan menuju deretan pohon fenomenal yang dijadikan sebagai lokasi kedua dari drama Winter Sonata. Di lokasi ini banyak sekali wisatawan yang mengabadikan momen mereka bersama rombongannya. Selain itu saat saya mengunjungi tempat ini ternyata ada pasangan yang sedang melakukan foto pre-wedding. Saya agak kagum karena pengantin wanita kuat saja memakai gaun tipis untuk waktu yang cukup lama demi pengambilan foto mengingat udara saat itu yang sangat dingin. Selain pohon tersebut kami akhirnya juga menemukan patung pemain drama Winter Sonata di area pohon tersebut. Di lokasi ini cukup banyak wisatawan yang juga berebut berfoto dengan patung tersebut.


Di depan foto Winter Sonata

Di depan foto Winter Sonata

Lokasi favorit untuk berfoto di Nami Island

Patung tokoh Winter Sonata

Lokasi First Kiss drama Winter Sonata

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 yang artinya kami harus segera pergi menuju tempat selanjutnya yaitu Petite France. Akhirnya kami pun berjalan keluar menuju pintu keluar dari Nami Island. Untuk keluar, kami harus menaiki wharf lagi dan saat kami sudah sampai diluar ternyata antrian masuk sudah sangat mengular bahkan hingga ke parkiran. Untungnya kami datang di pagi hari sehingga kami tidak perlu mengantri untuk memasuki Nami Island. Setelah itu kami segera menuju halte bis untuk menunggu bis ke arah Petite France. Kurang lebih sekitar satu jam sudah kami menunggu di halte ini tetapi bis yang kami tunggu tidak datang juga. Waktu itu kami sudah hampir menyerah dan berpikir untuk menggunakan taksi saja tetapi untungnya setelah itu bis yang kami tunggu datang juga. Rupanya jalan raya saat itu sangat macet sehingga bis juga menjadi terlambat daripada waktu yang telah dijadwalkan. Biaya untuk menaiki bis ini adalah 5.000 won untuk seharian. Karena jarak dari Nami Island ke Petite France cukup jauh maka kami putuskan untuk tidur sebentar.


Antrian yang semakin panjang di siang hari

Tiket shuttle bus untuk menuju Petite France

Pukul 13.00 akhirnya kami tiba di Petite France, desa Perancis yang ada di Korea. Desa ini unik seperti yang saya lihat di drama-drama Korea. Harga tiket masuk Petite France adalah 8.000 won tetapi karena saya mempunyai kupon diskon dari KTO maka saya mendapat potongan harga sebesar 2.000 won. Setelah membeli tiket kami pun melihat-lihat tempat ini. Rupanya desa ini tidak seluas bayangan saya karena semua tempat dapat dijelajahi hanya dengan waktu 1 jam saja. Disini terdapat miniatur menara Eiffel serta pernak-pernak khas Perancis. Selain itu pukul 14.00 ternyata ada pertunjukkan boneka. Pertunjukkan ini sangat menarik karena dibawakan dengan sangat bagus oleh petugasnya. Saya pun tak lupa merekam pertunjukkan ini supaya dapat dilihat lagi suatu saat nanti.


Sampai di depan Petite France

Petite France, lokasi syuting beberapa drama Korea

Deretan rumah-rumah ala Paris

Di salah satu sudut Petite France

Tak lupa ingin mengabadikan pemandangan di Petite France

Sekitar pukul 15.30 kami akhirnya memutuskan untuk kembali ke Seoul karena saya masih ingin mengunjungi beberapa tempat lagi yang belum saya kunjungi. Untuk pulangnya kami naik bis menuju ke stasiun Changpyeong dan menaiki kereta biasa karena biayanya yang lebih murah. Namun rupanya kami cukup terlambat saat sampai di stasiun ini karena kereta yang ingin kami tumpangi sudah penuh dan tidak ada lagi kursi kosong yang tersisa. Karena kami tidak mau menunggu kereta selanjutnya maka kami lebih memilih berdiri di dalam kereta ini. Waktu yang diperlukan untuk menuju Seoul adalah kurang lebih sekitar 2 jam. Waktu yang lumayan apabila dihabiskan dengan berdiri. Tujuan kami saat itu adalah pergi ke Kpop Agency di daerah Apgujeong Rodeo. Di lokasi ini terdapat beberapa Kpop Agency seperti SM Entertainment, FnC Entertainment, Cube, serta JYP.

Setibanya di Apgujeong Rodeo ternyata jalanan ini lebih sepi dibandingkan dengan daerah lain yang pernah kami lewati. Berbekal dengan petunjuk arah yang sudah saya buat sebelumnya akhirnya kami bergegas menuju SM Entertainment dan FnC Entertainment karena kedua lokasi ini merupakan lokasi terdekat. Kurang lebih 30 menit berjalan kaki akhirnya kami sampai di SM Entertainment. Namun sayangnya gedung ini sedang sepi dan hanya ada 2 fans yang sedang menunggu di depan. Saya tak menghabiskan waktu lama disini, setelah itu saya langsung menuju ke FnC Entertainment karena hanya tinggal berjalan ke arah belakang gedung SM Entertainment. Di gedung ini juga sepi seperti halnya di gedung SM Ent. Walaupun agak kecewa namun akhirnya rasa penasaran saya terbayar sudah karena sudah dapat mengunjugi kedua agency ini. Setelah itu kami pun menuju Myeongdong dan Namdaemun untuk membeli oleh-oleh yang belum sempat terbeli oleh saya.

Stasiun Apgujeong Rodeo

Wallpaper di depan gedung SM Entertainment yang lama

Gedung SM Entertainment yang lama

Gedung SM Entertainment yang baru

Gedung SM Entertainment yang baru

Gedung SM Entertainment yang baru

FnC Entertainment

FnC Entertainment

Waktu itu saldo dari T-money kami sudah habis sehingga untuk dapat menggunakan subway harus mengisi ulang saldo kartu kami. Kemudian saya mengisi kartu kami di mesin otomatis sedangkan kakak saya menunggu di sebelah saya. Setelah terisi tentu saya langsung memberikan ke kakak saya disebelah saya sambil menepuk-nepuk badannya. Namun ternyata orang yang saya tepuk-tepuk itu bukanlah kakak saya tetapi seorang pria dengan 2 orang temannya yang sepertinya masih mahasiswa. Sungguh malunya saya karena sudah menepuk orang yang salah dengan cukup lama sementara kakak saya tertawa terbahak-bahak di belakang. Usut punya usut ternyata saat saya masih sibuk mengisi kartunya, kakak saya pindah untuk menunggu di belakang karena ada orang yang ingin memakai mesin otomatis tersebut. Setelah meminta maaf sayapun segera pergi dengan berjalan cepat karena sangat malu terhadap orang itu sementara kakak saya masih menertawakan saya.

Kami memutuskan untuk turun di stasiun Myeongdong untuk menuju ke Myeongdong Market terlebih dahulu. Disini cukup banyak penjual yang menawarkan souvenir tetapi karena harganya lebih mahal maka kami putuskan untuk langsung menuju ke Namdaemun Market. Dari Myeongdong ke Namdaemun kami tempuh dengan berjalan kaki karena lokasinya yang cukup berdekatan, selain itu untuk menghemat biaya subway. Sesampainya di Namdaemun ternyata sebagian besar toko sudah tutup dan hanya sebagian saja yang masih buka. Kami langsung bergegas menuju salah satu toko yang masih buka tersebut. Si penjual menyapa kami menggunakan bahasa Indonesia. Rupanya bahasa Indonesianya cukup fasih karena pernah datang beberapa kali ke Indonesia. Di tempat itu kami membeli gantungan handphone, tempelan kulkas serta kaos untuk diberikan kepada teman di Indonesia. 

Mencari oleh oleh di Myeongdong

Suasana Myeongdong di malam hari

Angin malam itu semakin bertambah dingin, akhirnya setelah semua oleh-oleh terbeli kami memutuskan untuk segera pulang. Kami tiba di tempat istirahat sekitar pukul 9 malam dan saya pun langsung berkemas-kemas karena saya harus pulang keesokan harinya. Kakak saya masih bersantai karena dia baru akan pulang pada tanggal 4 November 2014. Setelah semua barang terbungkus rapi akhirnya saya tidur untuk mengisi energi dan supaya besok tidak bangun kesiangan. Sebenarnya saat itu saya masih ingin berada di Korea karena hanya berjalan-jalan sekitar 4 hari sangatlah kurang. Masih ada banyak tempat yang belum saya kunjungi, namun saya harus pulang lebih dulu dibandingkan kakak saya karena ada urusan mendadak di Jakarta pada tanggal 4 November. Semoga saja suatu saat nanti saya dapat kembali datang ke Korea untuk berlibur lagi dan menjelajai tempat yang belum sempat saya datangi kali ini.

Jumat, 12 Desember 2014

Trip to Korea - Hari ke 3 (World Cup Market, Namdaemun, Myeongdong, Konkuuk Univ Street, Mobit Cafe)

Anyeonghaseyo yeoreobun..

Tanggal 1 November 2014 merupakan hari ketiga kami di Korea Selatan. Rencananya hari ini kami akan mencari oleh-oleh di Myeongdong, Namdaemun dan daerah sekitar lainnya. Selain itu hari ini saya juga akan bertemu dengan mantan atasan saya di kantor lama yang memang tinggal di Korea. 

Pagi ini setelah mandi dan bersiap-siap, kami diajak oleh So Hyun eonni ke pasar di dekat flatnya. Nama pasarnya adalah World Cup Market, disini menjual beraneka ragam barang dari makanan, alat rumah tangga, daging, dan barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Pasar ini seperti halnya pasar yang terdapat di Jakarta tetapi perbedaannya disini jauh lebih bersih daripada di Jakarta. Ada beberapa penjual snack dan kakak saya pun tertarik untuk membeli ayam goreng khas Korea. Tapi ada satu hal yang membuat saya agak jijik. Di pasar ini terdapat beberapa toko daging yang menjual daging babi yang memajang dagangannya di depan dengan cara digantung. Mungkin karena tidak terbiasa saya jadi agak mual sehingga nafsu makan saya menjadi berkurang.


Toko buah yang jarang saya temui di Korea

World Cup Market

Keadaan di dalam World Cup Market

Di pasar ini kami melihat-lihat dari ujung ke ujung dan akhirnya memutuskan untuk membeli mi kuah seafood di salah satu sudut. So Hyun eonni mengatakan bahwa mi ini terbuat dari seafood dan tidak terdapat babi di dalamnya sehingga kami pun berani untuk memakannya. Harga mi kuah ini adalah 2.500 won per mangkok. Ternyata restoran ini merupakan restoran mi yang paling enak dan laris. Sambil menunggu mi kami dibuat, ahjumma memberikan sepiring kecil kimchi untuk kami. Tetapi karena saya tidak terlalu suka kimchi maka saya tidak memakannya. Akhirnya setelah 10 menit menunggu, makanan kami datang juga. Dan ternyata satu mangkok mi itu besar sekali dan isinya sangat banyak. Mi kuah ini termasuk murah dengan harga 2.500 won apabila dibandingkan dengan jumlahnya yang banyak. Rasa mi ini cukup enak, tapi bumbunya sangat minimalis apabila dibandingkan dengan makanan Indonesia yang terdiri dari berbagai macam rempah. Supaya lebih enak lagi akhirnya saya menambahkan sambal dan lada. Memang lidah orang Indonesia, saya lebih suka makanan di Indonesia yang kuat dengan rasa rempah-rempahnya.


Ahjumma yang sedang membuat mi pesanan kami

Side dish di Korea, Kimchi

Mi seafood dengan taburan rumput laut dan wijen

Setelah menikmati sarapan , kami kemudian menuju ke Namdaemun untuk berbelanja oleh-oleh. So Hyun eonni pun mengantar kami hingga halte bis dan memberi tahu dimana kami harus turun nantinya. Setelah bis yang kami tunggu tiba, So Hyun eonni pun pulang ke flatnya sedangkan kami melanjutkan perjalanan ke Namdaemun Market. Akhirnya kami dapat merasakan menaiki bis lagi di Korea. Hehe. Perjalanan kami ke Namdaemun Market memakan waktu hampir 30 menit. Setelah turun di halte bis kami segera mencari-cari Namdaemun Market. Disini terdapat banyak souvenir khas Korea dan kami pun segera memutar sambil mencari oleh-oleh serta titipan teman di Indonesia.


Perjalanan menuju Namdaemun Market


Pembayaran otomatis menggunakan kartu 

Kami membeli barang di beberapa toko dan seperti yang pernah saya baca, rupanya pedagang disini dapat berbicara dengan bahasa Indonesia walaupun sepatah dua patah saja. Hal ini terjadi karena banyaknya turis dari Indonesia dan Malaysia yang berbelanja disini. Tak jarang juga saya melihat beberapa turis yang memakai jilbab yang berbelanja disini. Setelah mendapatkan barang yang kami cari, kami bergegas menuju Myeongdong untuk bertemu dengan mantan atasan saya dan juga membeli oleh-oleh kosmetik.


Penjual kaos kaki di Namdaemun Market
Penjual oleh oleh khas Korea

Sesampainya di Myeongdong, saya bertemu dengan teman saya yang sedang sekolah di Korea dan saya juga bertemu dengan mantan atasan saya. Namun sambil menuju ke restoran, saya juga mampir ke beberapa toko kosmetik untuk membeli titipan teman saya. Saat itu saya diajak untuk makan es serut yang sedang trend di Korea. Walaupun cuaca cukup dingin tapi ternyata es serut ini masih saja ramai dikunjungi pelanggan. Mantan atasan saya memesan es serut dengan taburan keju serta kacang almond dan susu. Kelihatannya saja sudah enak, dan saya menjadi tak sabar untuk mencicipinya. Seperti dugaan, rasanya enak sekali. Es nya cukup lembut dan tidak kasar seperti es serut pada umumnya. Selain itu topping es ini juga membuat rasanya menjadi lebih enak. Setelah selesai makan kami pun berniat untuk berdiri dan keluar dari restoran ini tetapi ternyata mantan atasan yang menegur kami karena tidak membereskan mangkok kotor bekas kami. Berbeda dengan restoran di Indonesia, rupanya restoran di Korea menganut sistem self-service. Maksudnya adalah setelah selesai makan, kita harus meletakkan piring dan nampan kotor di tempat yang telah disediakan di restoran. Beda ya dengan Indonesia dimana piring dan nampan akan dibersihkan oleh pelayan di restoran itu. Sebelum berpamitan ternyata mantan atasan saya memberikan saya souvenir khas Korea. Wah baik sekali beliau, sudah mentraktir makan sekarang masih memberikan saya souvenir khas Korea. Di perjalanan saya kali ini rupanya saya bertemu dengan banyak orang baik.


Es serut yang sedang laris di Korea

Bersama dengan mantan atasan dan teman kantor

Myeongdong, pusat kosmetik di Korea

Setelah berpamitan saya kemudian mencari titipan teman saya yang belum terbeli. Untungnya teman saya mau menemani saya dan membantu dalam memesan barang karena dia sudah jago bahasa Koreanya. Setelah semua barang terbeli kami pun berpamitan karena saya harus kembali ke flat host saya sebelum dia pergi. Waktu itu jam menunjukkan pukul 4 sore sedangkan jam 5 kami sudah harus sampai di flat. Akhirnya kami pun segera bergegas kembali ke flat dengan membawa barang belanjaan kami. Jam setengah 5 kami tiba di flat So Hyun eonni. Dan kami segera berkemas-kemas karena hari ini hari terakhir kami menumpang di rumah So Hyun eonni. Sedih rasanya berpisah dengan So Hyun eonni tapi kami memutuskan untuk pindah hari ini karena besok kami berencana untuk memulai perjalanan sejak pagi sehingga tidak enak apabila membangunkan So Hyun eonni di pagi harinya.

Sebelum pergi kami mengobrol lagi dengan So Hyun eonni. Kami pun berjanji untuk bertemu lagi apabila kami mengunjungi Korea atau saat So Hyun eonni berkunjung ke Indonesia. Selain itu kami juga tidak lupa bertukar facebook dan berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Untungnya saat ini saya membawa kamera polaroid sehingga saya dapat memberikan satu foto kepada So Hyun eonni sebagai kenang-kenangan. Setelah berfoto bersama, kamipun mengucapkan salam perpisahan. 


Bersama Park So Hyun, host kami yang sangat baik

Foto polaroid sebagai kenang-kenangan

Saya dan kakak saya pun menuju tempat menginap kami. Disana kami hanya menaruh tas dan kemudian melanjutkan perjalanan kami kembali. Saat itu saya memutuskan untuk mengunjungi salah satu kafe milik member Super Junior yaitu Yesung. Saya sudah mencatat denah serta petunjuk arah untuk menuju Mouse n Rabbit Cafe. Dari beberapa blog yang saya baca, biasanya Yesung akan mengunjungi tempat ini pada saat weekend. Saya pun saat itu berharap supaya saya dapat bertemu dengan Yesung ataupun Jongjin (adik Yesung). Kami segera meluncur menuju Konkuuk University Station. Tempat ini rupanya sangat ramai sekali, banyak orang yang melintas di kawasan ini. Berbekal denah yang sudah saya buat, kami segera bergegas menuju Mobit Cafe. Tapi ternyata kekecewaan yang harus saya hadapi karena Yesung dan Jongjin tidak datang ke cafe ini. Karena berpikir masih kurang malam, maka saya putuskan untuk mengajak kakak saya makan terlebih dahulu. Kami pun segera menuju Lotteria di dekat dengan lokasi cafe ini. Kebetulan kami diberi voucher untuk makan di Lotteria oleh mantan atasan saya. Kami pun menunggu sampai agak malam dan memutuskan untuk sekali lagi kembali ke Mobit Cafe.


Mouse n Rabbit Cafe milik Yesung Super Junior

Di depan pintu masuk Mobit Cafe

Interior Mobit Cafe 1

Interior Mobit Cafe 2

Interior Mobit Cafe 3

Interior Mobit Cafe 4

Interior Mobit Cafe 5

Sambil menunggu minuman yang dipesan

Minuman yang entah apa namanya

Setibanya di Mobit Cafe ternyata Yesung dan Jongjin tak kunjung datang juga. Saya hanya melihat ibu mereka yang sedang membantu di area kasir. Akhirnya saya hanya membeli satu minuman untuk dibawa pulang, dan tak lupa saya juga menitipkan oleh-oleh untuk Yesung yang sudah saya siapkan dari Indonesia. Hehehe.. Setelah itu kami pun memutuskan untuk pulang karena kami harus menyimpan energi untuk perjalanan ke Nami Island keesokan harinya.
 
Free Blogger Templates