Minggu, 07 Desember 2014

Trip to Korea - Hari ke 1 (King Sejong, Admiral Yishin, Gwanghwamun Gate, Gyeokbokgung Palace, Gwangjang Market)

안녕하세요..

좋은 아침이에요..

Halo Seoul.. Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam dengan menggunakan KTX, kami tiba juga di Seoul. Kami turun di Hongik University Station karena stasiun ini merupakan stasiun terdekat dengan rumah host kami selama di Korea yang dilalui oleh Airport Train. Setelah sampai di Hongik University Station, kami segera membeli T-Money, kartu serbaguna yang digunakan untuk menaiki transportasi umum di Korea Selatan. Kartu ini juga bisa digunakan untuk belanja di beberapa mini market di pinggir jalan Korea Selatan. Harga T-Money adalah 3.000 won atau sekitar 35.000 rupiah (kurs won ke rupiah saat itu adalah Rp 11,85). Tapi T-Money yang kami beli masih kosong sehingga kami harus mengisi saldonya terlebih dahulu sebelum dapat menggunakannya. Setelah itu kami juga mencari Locker Rental untuk menyimpan bagasi kami selama jalan-jalan di Seoul pada hari pertama. Hal ini kami lakukan karena selama di Korea kami menumpang di rumah salah satu penduduk lokal dan karena baru tiba di rumah pada malam hari maka kami memutuskan untuk menyimpan bagasi kami di loker daripada harus membawanya berkeliling kota Seoul. Dan untungnya di beberapa stasiun di Seoul terdapat Locker Rental yang cukup besar untuk menyimpan bagasi kami yang cukup besar. Biaya sewa loker ini beraneka ragam, tergantung dari ukuran loker dan lama waktu penyimpanan. Kami memilih loker berukuran paling besar karena kami harus menyimpan koper dan beberapa barang lainnya. Untuk loker paling besar ini biaya yang dikenakan adalah 4.000 won untuk 4 jam pertama dan tambahan 4.000 won lagi untuk 4 jam berikutnya. Locker Rental ini sudah canggih dan menggunakan mesin otomatis untuk membuka dan mengunci lokernya. Untungnya saya sudah membaca cara penggunaan loker ini dan saat ini mesin loker ini juga sudah dilengkapi dengan bahasa Inggris jadi lebih memudahkan dalam menggunakannya. Oiya selain itu akhirnya saya kesampaian juga untuk mencicip Banana Milk yang terkenal itu. Harganyanya adalah 1.300 won dan rasanya enak sekali, lumayan dapat digunakan untuk mengganjal perut di pagi hari.



Saat berada di dalam KTX menuju Hongik Univ




Banana Milk, susu rasa pisang yang enak sekali


Setelah menyimpan bagasi , kami segera pergi menuju tempat pertama tujuan kami yaitu di downtown Seoul. Di area ini terdapat beberapa landmark Seoul yang dapat didatangi dengan berjalan kaki karena tempatnya yang saling berdekatan. Landmark yang terdapat di area ini adalah Admiral Yi Shin, King Se Jong Statue, Gwanghwamun Gate dan Gyeokbokgung Palace. Waktu kami tiba disana , tempat ini cukup ramai karena sedang ada pameran dan ada pertunjukkan Marching Band juga. Saya cukup familiar dengan tempat ini karena tempat ini merupakan tempat syuting MV Seoul Song yang dinyanyikan oleh Super Junior dan SNSD. Selain itu karena pernah dijadikan syuting Running Man episode awal-awal dengan Yonghwa dan Jokwon sebagai bintang tamunya. Akhirnya saya bisa menyempatkan diri untuk mendatangi tempat ini yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di layar laptop. Hehehehe..

Setelah berfoto di area Admiral Yi Shin, King Se Jong dan Gwanghwamun Gate, kami segera menuju Gyeokbokgung Palace. Istana ini merupakan istana terbesar di Seoul. Kami segera menuju kesana karena tidak ingin ketinggalan acara pergantian prajurit penjaga istana ini. Sesampainya disana kami segera menuju tempat sewa baju prajurit sambil menunggu acara pergantian prajurit. Di tempat ini, para wisatawan diberi kesempatan selama 10 menit untuk berfoto dengan menggunakan baju prajurit istana. Wisatawan dapat memilih warna baju dari merah, hijau dan biru untuk dikenakan secara gratis. Waktu itu karena warna biru sudah dipakai semua, akhirnya salah memilih warna hijau sementara kakak saya memilih warna merah. Setelah selesai berfoto dengan baju prajurit ini kami bergegas keluar pagar karena acara pergantian prajurit segera dimulai. Acara pergantian prajurit ini berlangsung selama kurang lebih 20-30 menit dan tak lupa sama merekam acara pergantian ini. Setelah itu kami segera masuk kembali ke dalam istana setelah sebelumnya membeli tiket masuk sebesar 3.000 won untuk satu orang dewasa.


Berfoto di depan patung Admiral Yi Shin




Tempat syuting Running Man edisi Yonghwa, Jokwon




Patung King Se Jong




Gwanghwamun Gate, gerbang di depan Gyeokbokgung Palace




Berfoto di depan bersama Penjaga Istana


Kami mengunjungi Istana Gyeokbokgung pada hari Kamis tanggal 30 November 2014. Dan saat itu istana sangat ramai sekali dengan wisatawan domestik dan internasional. Banyak siswa siswi Korea yang mengunjungi istana ini , sepertinya dalam rangka kegiatan sekolah. Selain itu banyak juga turis dari Cina dan Jepang yang mengunjungi istana ini. Istana Gyeokbokgung ini sangat luas, kami mencoba menjelajahi dan melihat isinya tapi karena sudah mulai lelah maka kami hanya menjelajahi beberapa bagian dan tak lupa datang ke National Folklore Museum yang terdapat di area istana ini. Di museum ini terdapat sejarah Korea dari tahun ke tahun. Setelah cukup berjalan-jalan di Istana Gyeokbokgung, kami segera menuju Gwanjang Market karena perut kami yang sudah keroncongan. Gwanjang Market harus ditempuh dengan menggunakan subway sehingga kami harus berjalan ke stasiun terlebih dahulu. 


Berfoto menggunakan baju prajurit istana Korea



Tak lupa berfoto dengan background Gyeokbokgung Palace



Gyeokbokgung Palace yang sangat ramai dengan wisatawan




Di salah satu pojok Istana




Saat menuju Gwanjang Market


Gwanjang Market merupakan salah satu pasar yang menjual beraneka macam makanan. Saat kami tiba, pengunjung pasar ini belum terlalu ramai dan kami segera mencari makanan apa yang bisa kami makan. Kami harus berhati hati dalam mencari makanan karena sulitnya mencari makanan halal di Korea mengingat banyaknya daging babi yang diolah menjadi makanan. Setelah cukup melihat-lihat akhirnya kakak saya membeli bimbimbap atau yang dikenal dengan nasi campur. Nasi ini yang berisi sayuran yang dicampur dengan saosnya. Tak lupa ahjumma juga memberikan kimchi sebagai pelengkap makanan. Saya tidak memesan makanan karena masih belum terlalu lapar. Bimbimbap ini berharga cukup mahal yaitu 5.000 won, walaupun mungkin harga ini merupakan harga standar makanan di Korea, tapi saya masih menganggapnya cukup mahal karena hanya berisi nasi dan sayur tanpa ada daging atau semacamnya. Setelah itu saya membeli odeng, kalau di Indonesia mungkin dikenal dengan tempura atau otak-otak. Odeng ini direbus dengan beraneka macam seafood dan dijual dengan cara ditusuk. Harga dari odeng ini berkisar 500 - 1.000 won tergantung dari besarnya. Setelah kenyang kami segera menuju Cheonggyeocheon Stream.

Cheonggyeocheon Stream merupakan sungai buatan yang terletak di Seoul yang sering dijadikan tempat beristirahat ataupun festival di Seoul. Kami segera berjalan menuju tempat ini sesuai dengan petunjuk dari travel book yang saya miliki. Namun setelah bertanya dan berjalan cukup jauh kami tak kunjung menemukan tempat yang kami maksud. Dan setelah bertanya kepada salah satu petugas ternyata kami salah arah. Saat itu kami sudah cukup lelah dan hari sudah mulai gelap sehingga akhirnya kami memutuskan untuk segera mengambil bagasi dan menuju rumah host kami. Namun ada satu hal yang menarik perhatian saya selama saya mencari arah ke Cheonggyeocheon Stream. Sepanjang perjalanan tak lupa saya berusaha bertanya kepada beberapa warga Korea yang kebetulan saya temui. Awalnya saya menggunakan bahasa Inggris karena saya belum berani menggunakan bahasa Korea yang pernah saya pelajari. Tapi ternyata, baru saya mengucapkan "Excuse me" tetapi saya sudah ditolak oleh orang yang saya temui dan kebanyakan adalah Ibu-Ibu. Karena mendapat penolakan beberapa kali akhirnya saya berusaha menggunakan bahasa Korea sebisa saya dan walaupun kalimat yang saya gunakan masih belum lancar tetapi mereka malah mau menjawab dan tidak menolak pertanyaan saya. Belakangan baru saya ketahui ternyata memang sebagian besar warga disana tidak menguasai bahasa Inggris dan karena takut tidak bisa menjawab makanya menolak untuk menjawab pertanyaan saya. 

Kembali ke perjalanan, setelah itu kami segera menuju Hongik University Station untuk mengambil koper kami dan segera menuju MapoGu Office Station untuk bertemu dengan host kami. Setelah sampai disana kami segera mencari minimarket untuk membeli nasi instan mengingat saya belum makan dari pagi tadi. Satu pack nasi instan disana sekitar 2.100 won dan bisa dimakan berdua apabila kondisinya tidak terlalu lapar. Tapi kalau lapar saya pun bisa menghabiskan sendiri 1 pack nasi tersebut. Kami hanya perlu membeli nasi karena kami sudah membawa bekal lauk dari Indonesia, waktu itu saya membawa gudeg kaleng, abon, kering tempe, spageti instan dan mi instan. Untuk mempermudah waktu itu makanan yang saya buka adalah gudeg kaleng. Rasanya lumayan dan seperti yang dijual di pinggir jalan. Mungkin karena waktu itu karena saya lapar sekali jadi semua berasa enak. Hehehe.


Makan dengan gudeg kaleng dan nasi instan


Setelah menghabiskan makan malam, kami segera mencari alamat host kami. Sebelumnya host kami sudah memberikan peta untuk menuju ke rumahnya dan saya sudah menggambarnya di buku saya. Tapi karena lagi-lagi salah baca arah akhirnya kami kesasar lumayan jauh dan saat itu handphone saya yang berisi nomor host kami mati total karena baterainya habis. Tapi untungnya ada seorang ahjussi yang baik sekali yang mau membantu kami mencari alamat host kami. Bukan hanya menunjukkan dan mencarikan arah, tetapi beliau juga sampai ikut memutar-mutar mengantarkan kami sampai ke rumah host kami. Setelah cukup berputar-putar akhirnya kami menemukan rumah host kami. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih banyak kepada ahjussi yang telah bersedia mengantarkan kami sampai dengan selamat ke rumah host kami. 

Host kami saat itu bernama Park So Hyun dan dia tinggal di flat miliknya. Kami bertemu melalui Couchsurfing (web untuk backpacker yang mempertemukan antara host dengan surfer). Setelah tiba disana, So Hyun eonni mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam flatnya. Dan saat itu saya tidak menyangka bahwa di dalam flatnya terdapat beberapa asesoris khas Indonesia. Ternyata So Hyun eonni pernah tinggal di Yogyakarta selama 2 tahun dan bahasa Indonesianya sangat lancar sekali. Selama tinggal disana kami bahkan menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Setelah mengobrol beberapa saat, So Hyun eonni mempersilahkan kami untuk beristirahat di dalam kamar yang telah disediakan olehnya. Akhirnya setelah mandi dan membersihkan badan, saya dan kakak saya tidur sekitar jam 23.00 waktu Korea. Walaupun kaki sudah terasa pegal, tapi saya sudah tak sabar untuk segera mengeksplor Korea kembali. 

3 komentar:

  1. Mbak, saya mau tanya. Locker rental di hongik station yg paling besar cukup untuk koper ukuran brp inch ya?

    BalasHapus
  2. Mbak, saya mau tanya. Locker rental di hongik station yg paling besar cukup untuk koper ukuran brp inch ya?

    BalasHapus
  3. Dhipuuuuwwww...
    Lagi nyari2 ttg backpacker korea, eh nemu blog lw...
    Makasih yaa tulisannya... 😊

    BalasHapus

 
Free Blogger Templates