Selamat pagi...
Tanggal 31 Desember 2014 adalah hari kedua saya di Seoul. Karena hari ini hari Jum'at maka saya masih berjalan-jalan di sekitaran Seoul karena kakak saya harus sholat Jum'at di masjid Itaewon.
Setelah bangun, saya dan kakak saya segera mandi dan bersiap-siap untuk perjalanan di hari kedua. Selain itu ternyata host kami yaitu So Hyun eonni membuatkan kami sarapan. Baik sekali ya, sudah memberi tumpangan tempat tinggal dan sekarang dia bahkan membuatkan kami sarapan. Sarapan kami pagi itu adalah roti bakar, rice cake dan ada buah apel juga. Saya suka rice cake nya yang disediakan, sebenarnya pengen membeli untuk oleh-oleh tapi sayangnya rice cake ini tidak tahan lama sehingga pasti basi. Pagi ini kami sarapan sambil berbincang-bincang tentang banyak hal, baik tentang Korea ataupun Indonesia karena dia pernah tinggal di Indonesia. Dan saat itu kami berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesianya sangat lancar.
Setelah selesai sarapan kami pun keluar untuk mengelilingi Seoul dan So Hyun memberi tahu tempat bagus yang dapat kami kunjungi yaitu Haneul Park. Haneul Park ini terletak di dekat dengan rumah host kami, cukup berjalan kaki dan tidak perlu menggunakan subway. Dan karena semakin siang akan semakin ramai maka So Hyun eonni menyarankan agar kami pergi kesana di pagi hari. Setelah memberitahukan arah dan petunjuk jalannya kami pun segera menuju ke Haneul Park.
Hari ini cuaca sangat dingin berbeda dengan cuaca di hari pertama saat kami sampai di Korea. Memakai jaket pun masih terasa dinginnya mungkin karena jaket yang saya bawa masih termasuk tipis apabila dipakai untuk musim gugur di Korea. Mungkin jadi pembelajaran kalau pergi ke Korea lagi jangan lupa membawa jaket yang tebal saat cuaca dingin seperti ini. Setelah berjalan beberapa menit ternyata jalannya lumayan jauh juga dan tidak sedekat yang kami bayangkan. Supaya tidak terlalu lelah kami pun berjalan santai sambil menikmati pemandangan yang kami lewati. Jam menunjukkan pukul 10.30 dan kami masih belum sampai di Haneul Park sementara kakak saya harus pergi ke Itaewon untuk sholat Jum'at. Waktu itu ada hal yang terlewatkan oleh saya, saya lupa mencari tahu kapan waktu untuk sholat Jum'at di Korea. Karena takut tertinggal akhirnya kami memutuskan untuk berpisah jalan. Kakak saya pergi duluan ke Itaewon dan saya melanjutkan perjalanan ke Haneul Park yang nantinya akan bertemu di depan Masjid Itaewon. Saya pun tidak lupa membagi peta dan buku petunjuk subway ke kakak saya supaya dia tidak salah jalan.

World Cup Park, termasuk Haneul Park di dalamnya
Saat melewati World Cup Stadium
Pohon di sepanjang jalan menuju Haneul Park
 |
Petunjuk Arah ke Haneul Park |
Setelah itu saya pun melanjutkan perjalanan ke Haneul Park. Namun ternyata untuk menuju kesana saya harus menaiki ratusan anak tangga terlebih dahulu. Tapi untungnya ada rombongan murid sekolah dan rombongan kakek-kakek yang juga ingin menuju ke Haneul Park jadi saat itu saya tidak sendirian saja. Saya sempat berhenti beberapa kali untuk istirahat sebentar karena tangga yang harus dilalui sangat banyak sekali. Setelah beberapa menit akhirnya saya sampai juga dipuncak. Awalnya saya pikir setelah menaiki anak tangga ini maka saya akan sampai di Haneul Park tetapi ternyata saya masih harus berjalan lagi ke atas untuk menuju ke Haneul Park. Saat berjalan ternyata saya melihat mobil yang membawa beberapa penumpang ke atas. Ternyata kita bisa naik mobil tersebut dengan membayar 2.000 won untuk sekali jalan.
 |
Anak tangga menuju Haneul Park |
 |
Pemandangan sekitar dari atas |
Setelah sampai di Itaewon Station saya bergegas untuk keluar melalui pintu yang sudah dijelaskan dibuku petunjuk saya. Disana saya menjumpai cukup banyak orang yang menggunakan jilbab dan berwajah Timur Tengah. Saya pikir mereka juga pasti akan menuju ke Masjid Itaewon oleh karena itulah saya berjalan di belakang mereka untuk menuju kesana. Setibanya disana ternyata masjidnya sepi dan orang yang berada disana juga sedikit. Setelah bertanya kepada orang yang ada disana ternyata solat Jumat belum dimulai, tetapi saya melihat sekeliling dan masih tidak menemukan kakak saya. Awalnya saya khawatir tentang keberadaan kakak saya. Saya khawatir tidak dapat bertemu dengan kakak saya karena saya tidak dapat menghubungi kakak saya mengingat sulitnya mendapatkan sinyal Wifi di jalanan kota Seoul. Akhirnya saya putuskan untuk menunggu sampai sholat Jumat itu selesai dan waktu itu saya menunggu bersama beberapa wisatawan dari Malaysia yang sepertinya juga menunggu temannya.
 |
Saat menuju Masjid Itaewon |
 |
Setelah Solat Jumat selesai |
 |
Di depan Masjid Itaewon |
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya sholat Jumat selesai juga. Banyak orang yang telah keluar dari dalam masjid dan saya segera berdiri untuk mencari kakak saya. Akhirnya saya menemukan sosok kakak saya diantara orang-orang tersebut. Setelah bertemu dengan kakak saya, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu karena di Itaewon terdapat cukup banyak restoran yang menyediakan makanan halal sehingga kami tidak perlu khawatir atas makanan yang kami makan. Setelah berkeliling akhirnya kami menemukan restoran yang cukup murah apabila dibandingkan dengan restoran lainnya. Kami membeli nasi ayam briyani dan burger yang masing-masing satu porsi untuk dibagi berdua. Harga nasi ayam briyani adalah 7.000 won dan burger seharga 4.000 won, harga yang cukup mahal apabila di kurs ke rupiah. Setelah bersantap disana akhirnya kami langsung menuju ke Bukchon Hanok Village dengan menggunakan subway. Tetapi dalam perjalanan kesana kami melihat ada yang menjual kue ikan di pinggir jalan, karena tertarik ingin mencoba akhirnya kami membeli satu kantung dengan harga 1.000 won. Satu kantung berisi 4 kue ikan yang masih hangat. Walaupun perut kenyang tetapi kami tergoda untuk segera mencicipinya. Tidak menyesal membeli kue ikan ini karena rasanya enak dan masih hangat.
 |
Nasi Ayam Briyani dan Beef Burger |
 |
Kue Ikan isi kacang merah |
 |
Rasanya ternyata enak apalagi bagian ekor |
Bukchon Hanok Village merupakan perkampungan dengan gaya rumah yang masih tradisional. Banyak wisatawan yang menyempatkan waktu untuk mengunjungi tempat ini karena ingin melihat rumah tradisional Korea. Namun rumah ini masih berpenghuni sehingga kami tidak boleh terlalu berisik saat mengunjungi tempat ini. Perlu tenaga ekstra untuk berkeliling di perkampungan ini karena medannya yang menanjak dari pintu masuk menuju ke dalam. Karena sudah cukup berkeliling kami segera menuju Cheonggyeochon Stream, tempat pertama yang ingin kami kunjungi. Dari Bukchon Hanok Village kami berjalan terlebih dahulu menuju ke National Folklore Museum dan dilanjutkan dengan menggunakan bis.
Salah satu rumah di Bukchon Hanok Village
Jalanan yang menanjak di Bukchon Hanok Village
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya bis yang kami tunggu datang juga. Akhirnya saya bisa merasakan naik bis seperti di drama yang sering saya lihat. Hehehe.. Kami tidak terlalu lama berada di bis karena jarak yang kami tuju juga tidak terlalu jauh. Ternyata Cheonggyeocheon Stream masih berada di satu area dengan Admiral Yi Shin yang kami kunjungi kemarin. Agak menyesal karena kemarin sepertinya terlalu banyak membuang waktu saat mencari sungai buatan ini. Seperti yang saya lihat di foto, sungai ini bersih sekali. Biasanya ada yang sekedar duduk ataupun melepas lelah di pinggir sungai buatan ini tetapi karena udara yang cukup dingin maka hanya beberapa orang saja yang duduk di pinggir sungai ini.
Perjalanan menuju Cheonggyeocheon Stream
Warna daun yang sudah mulai berubah
Menuju Cheonggyeocheon Stream
Di taman depan Cheonggyeocheon Stream
Di Cheonggyeocheon Stream juga terdapat sumur yang dipercaya penduduk Korea dapat mengabulkan permintaan mereka apabila melemparkan koin ke sumur itu. Saya lihat saat itu memang cukup banyak koin yang dilemparkan kesana. Sebenarnya Cheongyeocheon Stream akan terlihat sangat cantik apabila ada festival lentera disana tapi sayangnya saat saya kesana sedang tidak ada festival lentera itu. Festival lentera baru akan dimulai tanggal 7 November 2014 disaat saya sudah pulang dari Korea. Agak menyesal sebenarnya tapi semoga saya berkesempatan lagi untuk mengunjungi tempat ini saat ada festival lentera.
Cheonggyeocheon Stream
Cheonggyeocheon Stream
Cheonggyeocheon Stream, terdapat tempat untuk melempar koin
Cuaca hari ini agak mendung dan saya takut akan ada hujan yang turun. Oleh karena itu sore harinya, kami segera bergegas menuju obyek wisata berikutnya. Kami memutuskan untuk pergi ke Namsan Seoul Tower atau yang dikenal dengan nama Namsan Tower. Namsan Tower merupakan salah satu landmark Korea Selatan. Disini terdapat gembok cinta dan biasanya anak-anak muda yang pergi bersama pasangannya akan memasang gembok bertuliskan nama mereka berdua. Orang Korea percaya bahwa memasang gembok disini akan membuat hubungan menjadi langgeng. Para wisatawan pun juga tidak mau kalah, mereka juga biasanya memasang gembok bertuliskan nama mereka dengan pasangannya.
Namsan Tower
Namsan Tower terletak di perbukitan dan kami harus berjalan dengan medan menanjak dari Myeongdong Station. Jarak yang harus kami tempuh cukup jauh dan jalannya cukup menanjak sehingga membuat kami agak lelah. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami menemukan tempat untuk menaiki cable car. Sebenarnya untuk menuju Namsan Tower ada 2 cara yang dapat dilalui yaitu dengan berjalan kaki atau menggunakan cable car yang tentu ada biayanya. Karena kami sudah cukup lelah maka kami memutuskan untuk menggunakan cable car saja. Biaya untuk menaiki cable car ini adalah 8.500 won untuk pulang-pergi. Setelah membeli tiketnya kami segera naik untuk mengantri, ada cukup banyak wisatawan yang mengantri saat itu. Setelah 10 menit tibalah giliran kami untuk menaiki cable car tersebut. Rasanya saya cukup familiar melihat tempat ini setelah saya ingat-ingat ternyata cable car ini merupakan salah satu lokasi syuting drama Boys Before Flower yang diperankan oleh Lee Min Ho. Satu kali perjalanan diisi dengan kurang lebih 15 orang. Karena kami disini pada malam hari maka kami dapat melihat pemandangan kota Seoul dengan lampu yang berkelap kelip.

Tempat menaiki Cable Car
Antrian menaiki Cable Car
Tiket Cable Car
Setelah kurang lebih 5 menit perjalanan kami pun tiba di Namsan Tower. Namun kami masih harus mendaki beberapa anak tangga untuk menuju Namsan Tower. Disepanjang perjalanan juga terdapat pagar yang penuh dengan gembok cinta yang dipasang. Setelah tiba di atas ternyata cukup banyak orang yang berkunjung pada saat itu juga padahal angin yang berhembus saat itu cukup kencang dan membuat kami menggigil kedinginan.
Hiasan di perjalanan menuju Namsan Tower
Gembok Cinta (1)
Gembok Cinta (2)
Ditempat ini hampir semua tempat dipenuhi dengan gembok yang dipasang oleh wisatawan. Terdapat berbagai tulisan yang menghiasi gembok yang dipasang oleh wisatawan tersebut. Kami pun mengabadikan tempat ini dan saya juga tidak lupa ikut memasang tanda bahwa saya pernah mengunjugi tempat ini. Namun saya tidak memasang gembok cinta, saya hanya memasang tulisan saja yang saya laminating. Saya berharap sih apabila saya ada kesempatan untuk datang lagi, tanda yang saya pasang itu masih ada. Hal ini hanya sebagai pengingat saja sih kalau saya pernah datang ke Namsan Tower ini.
 |
Namsan Tower dari dekat |
 |
Pohon Gembok Cinta |
 |
Diantara ribuan gembok cinta |
 |
Hiasan berbentuk hati di area Namsan Tower |
 |
Peninggalan di Namsan Tower |
Setelah berkeliling di bawah menara saya kemudian menaiki observatorynya. Namun kakak saya lebih memilih untuk menunggu dibawah. Akhirnya saya naik seorang diri, biaya masuk ke observatory adalah 9.000 won. Setelah mengantri untuk masuk lift sekarang giliran saya untuk naik. Tapi lift yang kami naiki tidak seperti lift pada umumnya. Pada bagian atas terdapat seperti proyektor yang menampilkan Namsan Tower. Di atas terdapat cukup banyak wisatawan yang datang, disini terdapat dinding kaca dengan berbagai negara beserta jarak dari Korea selain itu ada penjual souvenir juga. Setelah berkeliling akhirnya saya turun untuk bertemu dengan kakak saya dan melanjutkan perjalanan selanjutnya. Saat itu waktu menunjukkan pukul 19.30 sehingga kami memutuskan untuk pergi ke Dongdaemun Design Plaza dan mengunjungi Dongdaemun Market.
 |
Jarak ke Indonesia |
 |
Toko Souvenir di Observatory |
 |
Toko Jajanan di Observatory |
Setelah bergelut dengan angin dingin yang menerpa disepanjang perjalanan akhirnya kami tiba di Dongdaemun Design Plaza. Bangunan ini merupakan bangunan yang didesain mirip dengan pesawat luar angkasa dan ditambah dengan lampu yang cantik. Tempat ini juga pernah dipakai untuk syuting Man from Another Star yang dibintangi oleh Kim So Hyun. Cukup banyak orang yang berada di tempat ini, namun kami hanya sebatas melihat dari luar bangunan saja. Awalnya saya ingin melihat event bunga-bunga lampu di Dongdaemun Design Plaza yang dinyalakan pada malam hari, tapi saya tidak menemukan lokasi dinyalakannya bunga lampu tersebut. Akhirnya setelah cukup berputar kami memutuskan untuk menuju Dongdaemun Market dengan berjalan kaki. Tempat ini menjual pakaian dengan trend Korea. Namun karena saya memang tidak berniat untuk membeli pakaian maka kami memutuskan untuk pulang ke rumah host kami. Karena cukup lapar akhirnya kami membeli odeng dan tteokpokki di penjual makanan untuk dibawa pulang dan dimakan bersama dengan host kami. Perjalanan hari kedua di Korea kami akhiri pukul 21.00 karena kami sudah cukup lelah setelah seharian berkeliling Seoul.
 |
Bangunan DDP di depan stasiun subway |
 |
Bangunan DDP yang tampak seperti UFO |
 |
Perjalanan menuju Dongdaemun Market |
 |
Setusuk Odeng untuk mengganjal perut |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar